Apa Yang Harus Dilakukan Jika Ibu Dua Anak Sulit Mengendalikan Emosi ?
Tanya :
Selamat pagi dokter
Saya ibu dari 2 anak : yg 1 usia 5 tahun dan 1 lagi usia 3 tahun, mau bertanya : mengapa kalau saya sedang emosi susah mengendalikannya, terkadang saya benci melihat anak saya menangis, saya selalu merasa takut anak saya tidak punya teman bahkan dibully karna dulu saya pernah mengalaminya tapi saya tidak suka anak main tanpa pengawasan saya, saya takut anak saya di culik, dan ketika marah saya selalu berteriak tapi setelahnya saya menyesal, dan ketika anak mengajak bermain saya merasa bosan saya juga terkadang risih di tempelin anak2 terus rasanya emosi, apa yang saya alamai dan apa yang harus saya lakukan ?
XXXXXXXXX (32 tahun) nir_XXXXX@gmail.com Tinggi Badan : 158 cm, Berat Badan : 163 kg
Jawab :
Salam sehat Ibu Ani,
Bukan hal yang aneh bagi orang tua, terutama ibu, untuk mengalami tantangan emosional dan perasaan yang bertentangan saat membesarkan anak. Dari apa yang Ibu uraikan, sepertinya Ibu mungkin menghadapi stres sebagai orang tua, trauma yang belum terselesaikan, dan mungkin gejala kecemasan atau kelelahan .
Apa yang Mungkin Ibu Alami :
Kelelahan Orang Tua:
Perawatan yang terus-menerus dapat menyebabkan kelelahan emosional, sehingga lebih sulit untuk mengaturnya.
Gejalanya meliputi mudah tersinggung, merasa kewalahan.
Kecemasan dan Sikap Terlalu Protektif:
Takut anak diganggu
Sikap protektif yang berlebihan sering kali berakar pada rasa cemas, yang terwujud dalam bentuk:
Trauma yang Belum Terselesaikan:
Bila Ibu pernah mengalami perundungan atau situasi sulit lainnya di masa lalu, pengalaman tersebut dapat muncul kembali sebagai kecemasan atau kewaspadaan berlebihan terhadap keselamatan dan pengalaman sosial anak.
Rasa bersalah dan penyesalan:
Berteriak atau merasa bosan saat bermain dengan anak-anak dapat menimbulkan rasa bersalah, yang umum terjadi di antara orang tua yang ingin bersabar tetapi merasa hal itu sulit dilakukan.
Disregulasi Emosional:
Kesulitan mengendalikan emosi, terutama kemarahan, dapat mengindikasikan stres atau masalah kesehatan mental seperti kecemasan atau depresi.
Apa yang Dapat Ibu Lakukan
Berlatih Pengaturan Emosi:
Berhenti sejenak dan Renungkan: Saat Ibu merasa emosional, luangkan waktu untuk berhenti sejenak, tarik napas dalam-dalam, atau menjauh sebentar sebelum merespons.
Menuliskan jurnal: Menuliskan pikiran Ibu dapat membantu mengidentifikasi pemicu dan pola dalam respons emosional.
Kelola Kecemasan:
Periksa Realitas Ketakutan ibu : Tanyakan pada diri Ibu apakah bahaya itu langsung terjadi atau berdasarkan skenario bagaimana jika. Secara bertahap biarkan anak-anak bermain sendiri sambil tetap menjaga batasan yang wajar.
Batasi Paparan Media yang Membuat Stres: Berita atau cerita tentang penculikan atau perundungan dapat meningkatkan kecemasan.
Terlibat dalam Perawatan Diri:
Luangkan waktu untuk kegiatan yang membuat Ibu segar kembali, seperti berolahraga, menekuni hobi, atau menghabiskan waktu bersama teman-teman yang mendukung.
Pastikan Ibu cukup tidur dan menjaga pola makan seimbang.
Tetapkan Harapan yang Realistis:
Tidak apa-apa jika terkadang Ibu merasa bosan saat bermain dengan anak-anak. Ibu dapat melibatkan mereka dalam aktivitas yang Ibu sukai agar keduanya lebih terlibat.
Mencari Dukungan:
Terapi atau Konseling: Seorang terapis dapat membantu Ibu mengatasi trauma yang belum terselesaikan, mengelola kecemasan, dan mengembangkan strategi untuk mengatur emosi.
Kelompok Pengasuhan: Bergabunglah dengan kelompok dukungan tempat Ibu dapat berbagi pengalaman dan belajar dari orang tua lainnya.
Berkomunikasi dengan Anak Ibu :
Jelaskan emosi Ibu dengan cara yang sesuai dengan usia, seperti mengatakan, "Saya merasa sedikit kewalahan saat ini, tetapi saya akan baik-baik saja." Hal ini merupakan contoh ekspresi emosi yang sehat.
Kapan Harus Mencari Bantuan Profesional
Jika perasaan ini terus berlanjut atau bertambah parah, atau jika perasaan ini secara signifikan mengganggu kemampuan Ibu dalam mengasuh anak-anak atau diri sendiri, pertimbangkan untuk menghubungi profesional kesehatan mental untuk mendapatkan dukungan yang disesuaikan.
Ibu tidak sendirian dalam merasakan hal ini, dan mencari bantuan atau dukungan merupakan langkah kuat untuk meningkatkan kesejahteraan dan hubungan Ibu dengan anak-anak.